Kegiatan Belajar 1: Peluang Empirik
Kompetensi Dasar
Tujuan
Aktivitas
Perhatikan penjelasan berikut! JEMPARINGAN Jemparingan adalah sebuah kebudayaan yang telah ada sejak masa Kerajaan Mataram. Olahraga panahan tradisional ini dahulu dilakukan oleh para bangsawan dalam lingkup Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Jemparingan berasal dari kata jemparing yang berarti anak panah. Perbedaannya dengan olahraga panahan modern adalah peralatan dan cara memainkannya yang dilakukan dengan duduk. Sri Sultan Hamengkubuwono I membudayakan pengikutnya untuk melakukan olahraga ini sebagai sarana pembentukan watak ksatria. Watak kstaria tersebut adalah sawiji (konsentrasi), greget (semangat), sengguh (percaya diri), dan ora mingkuh (memiliki rasa tanggung jawab). Jemparingan memiliki filosofi yaitu pamenthanging gandewa pamanthening cipta yang artinya seiring busur direntangkan maka konsentrasi pun dipusatkan terhadap apa yang dibidik. Maknanya, bila kita mempunyai suatu cita-cita maka perlu berkonsentrasi penuh dengan apa yang dituju agar dapat tercapai.
![[size=100]Gambar 1.1. Olahraga Tradisional Jemparingan[/size]](https://www.geogebra.org/resource/zqnsu7fg/OdmnCg8qde0muOhj/material-zqnsu7fg.png)
Peralatan untuk melaksanakan jemparingan adalah anak panah atau jemparing itu sendiri. Kemudian busur panah disebut gandewa. Sedangkan sasarannya disebut bandulan. Bandulan berbentuk silinder tegak dengan panjang 30 cm dan diameter 3 cm dengan 5cm bagian atasnya diberi warna merah yang dinamakan molo atau sirah sedangkan bagian bawah berwarna putih yang dinamakan awak. Dalam perlombaan jemparingan, apabila anak panah mengenai warna merah maka mendapat poin 3 sedangkan mengenai warna putih mendapat poin 1. Bila anak panah tidak mengenai bandulan maka terdapat kain berwarna hitam di belakang bandulan yang bila mengenainya berarti tidak mendapat nilai atau nilainya 0.

Jemparingan dapat dilakukan baik oleh pria maupun wanita. Pria memanahdengan duduk bersila dan mengenakan busana surjan dengan jarik dan ikat kepala. Sedangkan wanita memanah dengan duduk bersimpuh dan mengenakan kebaya. Dahulu, teknik membidik pada jemparingan tidak dengan mata tetapi busur diletakkan di depan perut dan bidikan mengandalkan rasa. Tetapi sekarang busur dipegang agak miring dengan mata membidik sasaran dengan anak panah. Untuk lebih jelasnya, kalian dapat mengamati video di bawah ini.
Sekarang coba jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini.
Informasi apa saja yang dapat diperoleh dari penjelasan dan video tersebut? Apakah kalian pernah mencoba olahraga tradisional tersebut?
Perhatikan aturan mengenai sasaran jemparingan. Mengapa poin tertinggi didapat bila mengenai bagian warna merah dari bandulan?
Manakah dari ketiganya yang lebih mungkin terkena? Jelaskan dengan bahasa kalian mengenai kemungkinan anak panah mengenai bagian sasaran dengan warna merah, putih, dan hitam!
Peluang masing-masing bagian bandulan dikenai anak panah (jemparing) pasti berbeda. Bagian berwarna merah yang memiliki area paling kecil memiliki peluang yang berbeda dengan bagian berwarna putih yang lebih luas. Bahkan bisa jadi semua anak panah tidak mengenai bandulan atau dalam kata lain mengenai bagian hitam. Untuk mengetahui peluang empirik dari kejadian bagian bandulan dikenai anak panah kita dapat melakukan suatu percobaan. Lakukanlah percobaan memanah sebanyak 25 kali dengan mengklik tombol ‘panah’ kemudian catatlah hasilnya dalam tabel di bawah.
Pada kolom keempat adalah rasio (hasil bagi) frekuensi terhadap banyaknya percobaan yang selanjutnya disebut peluang empirik. Bagian berwarna merah, putih, dan hitam dari sasaran memiliki peluang empirik yang berbeda. Hal tersebut sesuai dengan poin yang diperoleh. Semakin kecil peluang empirik menunjukkan semakin sulit bagian sasaran untuk dikenai dan semakin tinggi poin yang diperoleh bila terkena.
Sekarang jawablah pertanyaan berikut.
a. Manakah dari ketiga bagian sasaran yang memiliki peluang lebih kecil terkena anak panah? Mana pula yang memiliki peluang paling besar terkena anak panah?
b. Berapakah masing-masing peluang empirik dari setiap kejadian tersebut?
c. Buatlah kesimpulan mengenai peluang empirik!